Drama Seru: Cinta Yang Menyembah Rasa Sakit
Cinta yang Menyembah Rasa Sakit
Babak 1: Seratus Tahun Kemudian
Hujan gerimis membasahi kota Beijing. Di tengah keramaian, seorang wanita bernama Meilin berdiri di bawah naungan pohon sakura yang tengah bermekaran. Ia merasakan sesuatu yang aneh, deja vu yang menusuk kalbunya. Bunga sakura itu... terasa begitu familiar, seperti ia pernah berdiri di tempat ini, ratusan tahun lalu.
Meilin adalah seorang pelukis yang tengah naik daun. Lukisannya selalu bernuansa melankolis, seolah menyimpan rahasia terpendam. Ia sering bermimpi tentang seorang pria dengan mata gelap dan senyum pahit, yang selalu memanggil namanya.
Di sisi lain kota, seorang pria bernama Jian, CEO muda dari perusahaan teknologi raksasa, mengalami hal serupa. Ia sering mendengar suara lirih memanggil namanya, suara seorang wanita yang terdengar begitu dekat namun tak terjangkau. Jian memiliki tatapan mata yang dalam, seolah menyimpan lautan kesedihan yang tak terucapkan.
Suatu hari, takdir mempertemukan mereka. Meilin ditunjuk untuk melukis potret Jian. Saat mata mereka bertemu, waktu seolah berhenti. Ada magnet tak terlihat yang menarik mereka mendekat. Jian merasa familiar dengan Meilin, seolah ia telah mengenal wanita itu selama SEUMUR HIDUPNYA.
"Siapa... siapa kamu?" tanya Jian, suaranya bergetar.
Meilin hanya bisa menatapnya, air mata mengalir di pipinya. "Aku... aku tidak tahu," jawabnya, suaranya berbisik.
Babak 2: Gema Masa Lalu
Pertemuan itu memicu serangkaian kejadian aneh. Meilin dan Jian mulai mengingat fragmen-fragmen masa lalu. Mereka melihat kilasan-kilasan kehidupan mereka seratus tahun lalu.
Mereka adalah sepasang kekasih: Jian, seorang pangeran dari dinasti terakhir, dan Meilin, seorang penari istana yang cantik jelita. Cinta mereka terlarang, karena Jian telah dijodohkan dengan putri dari kerajaan lain.
Namun, cinta mereka terlalu kuat untuk ditolak. Mereka bersumpah untuk bersama, selamanya. Sayangnya, dosa mereka diketahui. Jian dipaksa menikahi putri itu, dan Meilin dituduh sebagai penghasut dan dijatuhi hukuman mati.
Sebelum dieksekusi, Meilin bersumpah: "Aku akan kembali. Aku akan mencari cintaku. Dan aku akan membuatmu menyesal."
Jian, yang tak berdaya menyelamatkan Meilin, membuat janji yang sama: "Aku akan mencarimu di setiap kehidupan. Aku akan menebus dosaku. Aku akan membuktikan cintaku abadi."
Babak 3: Kebenaran Pahit
Perlahan, misteri masa lalu mereka terungkap. Meilin dan Jian menyadari bahwa reinkarnasi mereka bukanlah kebetulan. Itu adalah hukuman dan kesempatan untuk menebus dosa.
Namun, kebenaran yang paling pahit adalah: putri yang dinikahi Jian di kehidupan sebelumnya, juga telah bereinkarnasi. Dia adalah Selina, seorang wanita ambisius dan kejam, yang selalu berusaha merebut Jian dari Meilin.
Selina tahu tentang masa lalu mereka. Ia bertekad untuk mengulangi sejarah, memastikan Meilin menderita lagi. Ia menggunakan segala cara untuk menghancurkan Meilin, termasuk menyabotase kariernya dan menyebarkan fitnah.
Jian, yang kini ingat segalanya, merasa bersalah dan bertanggung jawab atas penderitaan Meilin. Ia ingin melindungi Meilin, namun ia juga tidak ingin menyakiti Selina, yang merupakan korban dari masa lalu.
Babak 4: Keheningan dan Pengampunan
Di puncak klimaks, Selina mengungkap semua kejahatannya. Ia menuduh Meilin sebagai perusak, sebagai penyebab semua kesalahannya. Ia menuntut Jian untuk memilih: Meilin atau dirinya.
Meilin menatap Jian dengan tatapan lembut namun penuh kesedihan. Ia tahu bahwa cinta sejati bukanlah tentang memiliki, tapi tentang membiarkan pergi.
Meilin kemudian melakukan sesuatu yang tak terduga. Ia tidak membalas dendam dengan kemarahan, melainkan dengan KEHENINGAN. Ia tidak menyalahkan Selina, melainkan MENGAMPUNI.
"Aku mengampunimu, Selina," kata Meilin, suaranya lirih namun penuh ketenangan. "Aku tidak akan membiarkan masa lalu menghancurkan kita. Aku akan membiarkan cinta menyembuhkan kita."
Tindakan Meilin itu menghancurkan Selina. Ia menyadari betapa kecil dan egoisnya dirinya. Ia merasa malu dan menyesal.
Jian, terharu dengan kebijaksanaan Meilin, akhirnya memutuskan untuk melepaskan kedua wanita itu. Ia menyadari bahwa cinta sejati tidak bisa dipaksakan.
Meilin kemudian pergi, meninggalkan Jian dan Selina untuk berdamai dengan masa lalu mereka. Ia pergi untuk mencari kedamaian dan kebahagiaan, sendiri.
Epilog
Beberapa tahun kemudian, Meilin kembali ke kota Beijing. Ia berdiri di bawah pohon sakura yang sama. Ia tersenyum, merasakan kedamaian yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Ia mendengar suara lirih di telinganya, suara Jian dari kehidupan sebelumnya: "Temuilah aku... di seberang waktu..."
Kisah ini sengaja dibuat menggantung, memberikan ruang bagi imajinasi pembaca untuk membayangkan akhir yang bagaimana yang diinginkan. Gaya penulisan ini bertujuan untuk menonjolkan emosi dan nuansa takdir dalam cerita.
You Might Also Like: 112 Cuantos Dias Hay En 90 Dias Top