Dracin Seru: Ia Menyelamatkanku Dari Laut, Tapi Menenggelamkanku Dalam Tatapannya
Debur ombak dan aroma garam langsung membawaku kembali. Bukan ke pantai ini, bukan ke abad ini, tapi ke dunia lain, dunia yang samar-samar terukir dalam ingatan yang terasa seperti mimpi buruk yang indah.
Aku, Jiang Liwei, seorang gadis biasa dari abad ke-21, tenggelam. Bukan hanya di laut lepas yang ganas, tapi dalam kegelapan. Lalu, ada dia.
Xiao Zhan, seorang nelayan misterius yang menarikku ke permukaan. Matanya, sebiru laut dalam, menatapku penuh kebingungan... dan pengakuan?
"Kamu... Kamu kembali," bisiknya, suaranya serak seperti bisikan angin.
Awalnya, aku mengira dia gila. Aku bahkan mencoba menjauh. Tapi, setiap kali mata kami bertemu, sepotong ingatan masa lalu membanjir benakku. Istana megah, gaun sutra, tarian anggun, dan pengkhianatan.
Dulu, aku adalah Putri Meilin, pewaris takhta Kerajaan Xiulan. Cinta pertamaku, Jenderal Zhao, mengkhianatiku. Dia bersekongkol dengan musuh dan merenggut nyawaku, serta takhtaku.
Xiao Zhan… dia bukan hanya seorang nelayan. Dia adalah LING WEI, panglimaku, kekasihku di kehidupan sebelumnya. Dia telah menunggu. Menunggu.
Kenangan itu menyakitkan, manis, dan membingungkan. Xiao Zhan memperlakukanku dengan sangat hati-hati, seolah aku adalah porselen rapuh yang bisa pecah kapan saja. Dia menceritakan kisah lama, kisah yang perlahan tapi pasti, membuatku mengingat semuanya.
"Mereka mengambil segalanya darimu, Meilin," katanya suatu malam, di bawah cahaya bulan yang pucat. "Kekuasaan, hidupmu... namamu."
Ya, Jenderal Zhao dan permaisuri jahat itu telah merencanakan segalanya. Mereka membunuhku untuk merebut takhta. Tapi, untuk apa sekarang? Mereka sudah lama menjadi debu.
Awalnya, aku menginginkan balas dendam. Aku ingin mereka membayar atas apa yang telah mereka lakukan. Tapi, melihat wajah Xiao Zhan, melihat cinta dan kesetiaan yang terpancar dari matanya setelah ribuan tahun, aku menyadari bahwa balas dendam tidak akan mengembalikan apapun.
Balas dendamku... adalah kebahagiaanku.
Aku memutuskan untuk tidak mencari Jenderal Zhao atau reinkarnasinya. Aku memilih untuk fokus pada Xiao Zhan, pada kehidupan baru yang telah diberikan kepadaku. Aku memilih untuk belajar, untuk tumbuh, untuk menjadi wanita yang lebih kuat, bukan hanya putri yang berduka.
Xiao Zhan membantuku. Dia mengajariku tentang dunia baru ini, tentang teknologi, tentang kebebasan. Dia juga mengajariku tentang cinta sejati – cinta yang tidak meminta apapun sebagai imbalan.
Namun, bayang-bayang masa lalu masih menghantuiku. Suatu malam, ketika aku sedang berjalan-jalan di pantai, aku melihat seorang pria. Wajahnya... itu adalah wajah Jenderal Zhao. Dia bekerja sebagai nelayan di desa sebelah.
Dia tidak mengenaliku. Dia hidup dengan tenang, tanpa penyesalan.
Aku mendekatinya. Aku menatap matanya, mata yang pernah aku cintai, mata yang kemudian menusuk jantungku. Aku melihat ketiadaan. Kekosongan.
Aku tersenyum.
"Kamu tidak ingat aku," kataku, suaraku lembut seperti bisikan ombak. "Tapi, tidak apa-apa."
Aku berbalik dan berjalan pergi, meninggalkan Jenderal Zhao di pantai. Aku tidak membunuhnya, tidak membalas dendam. Aku hanya... meninggalkannya.
Meninggalkannya dalam ketidaktahuan adalah balas dendam yang sempurna. Dia tidak akan pernah tahu apa yang telah hilang darinya. Dia tidak akan pernah tahu betapa dekatnya dia dengan kehancuran yang sebenarnya.
Aku kembali ke Xiao Zhan. Aku memeluknya erat-erat.
"Semuanya sudah berakhir," bisikku.
Dia memelukku lebih erat lagi.
"Tidak," katanya. "Ini baru permulaan."
Kami berdiri di tepi laut, menatap matahari terbenam. Laut memerah, langit bernyanyi. Aku tahu, dalam hati, bahwa kisah kami belum selesai. Ada janji yang belum terpenuhi, janji yang tertunda seribu tahun.
You Might Also Like: 0895403292432 Jual Skincare Yang Cocok